Berkunjung ke Pertirtaan Sumberbeji Jombang, Staff Khusus Presiden Dorong Konservasi dan Pemanfaatan Situs

Situs Cagar Budaya Pertirtaan di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Dikunjungi oleh  Staf Khusus Kepresidenan, Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana pada saat kunjungannya  mendorong konservasi dan pemanfaatan Situs Petirtaan Kuno Sumberbeji tersebut, Selasa (09/03/2021).

Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayanaya saat di wawancarai SuaraIndonesia.co.id menjelaskan,  konsentrasi pada konservasi, perlindungan situs ini, tidak hanya memelihara yang sudah terlihat sekarang ini, tapi mencari lagi. Ada sumber mata air yang perlu kita ketahui di mana konservasinya.

“Perlu juga dilakukan penataan Situs Sumberbeji agar benar-benar seperti bentuk aslinya pada masa dahulu itu adalah satu tantangan yang dihadapi teman-teman BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya),” terang dia.

Selain itu di sisi pemanfaatan Situs Sumberbeji sendiri lanjut dia, perlu dilakukan langkah-langkah yang tidak hanya dilakukan oleh BPCB Jawa Timur (Jatim).

“Ini juga harus mengikutsertakan pemerintah daerah. Supaya betul-betul apa yang sudah kita temukan ini dimanfaatkan dalam satu bentuk penataan kawasan,” tambahnya.

Dia mencontohkan, penataan kawasan terkait Situs Sumberbeji tersebut semisal, di Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang harus dimulai difikirkan bagaimana memanfaatkannya dengan baik, dengan cara menata kawasannya agar lebih baik lagi.

“Sehingga pengunjung nanti tidak hanya melihat ini saja, tapi bisa saja dengan menyajikan souvenir, cinderamata khas yang punya kaitan dengan Sumberbeji ini, bisa ditawarkan,” tandasnya.

Sementara itu, Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho menjelaskan, pihaknya telah menemukan saluran air masuk Situs Sumberbeji tepatnya di sebelah barat dari situs tersebut.
Sementara pada kegiatan ekskavasi di situs tersebut, pihaknya juga sudah menemukan saluran buang air petirtaan di sisi utara petirtaan yang berbelok ke arah timur petirtaan.

Untuk menormalisasi Situs Sumberbeji, kita menemui kendala, karena tanah sekitar Sumberbeji sudah mengalami kenaikan sekitar 1, 5 meter dari permukaan tanah asli.

Untuk di timur dari Petirtaan Sumberbeji sendiri berjarak sekitar 1 Kilometer terdapat sebuah sungai. Kemudian untuk melakukan normalisasi saluran air Situs Sumberbeji ini, maka dibutuhkan pekerjaan untuk merendahkan jalur buangnya, kemudian melewati saluran irigasi para petani setempat.

“Dan ini menjadi permasalahan sendiri. Karena kemudian para petani, untuk mengakses airnya, jadi terlalu dalam. Dibutuhkan nanti pembicaraan-pembicaraan terkait dengan solusi bagaimana menormalisasi pembuangan air dari Sumberbeji,” pungkasnya.