Skip to content
Koordinator Staf Khusus Presiden Nilai Perayaan Saraswati Bagian dari Cara Meraih Kemajuan
Koordinator Staf Khusus Presiden Nilai Perayaan Saraswati Bagian dari Cara Meraih Kemajuan
Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana mengatakan pandemi Covid-19 sesunguhnya mengajarkan diri semua pihak untuk melakukan instropeksi dan pengendalian diri.
Dalam ajaran yoga, menurutnya instropeksi dan pengendalian diri merupakan hal yang sangat ditekankan agar manusia dapat lebih baik lagi dalam menjalankan proses kehidupannya.
Penegasan disampaikan Ari Dwipayana dalam diskusi webinar dalam rangka Pujawali ke-53 Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi, Sabtu (30/01/2021).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari Rahina Saniscara Kliwon Wuku Landep yang jatuh pada tanggal 13 Pebruari 2021. Diskusi mengambil tema “Pengembangan Generasi Muda Hindu Menuju Indonesia Maju di Era Pandemi Covid-19”.
Dalam paparannya Ari Dwipayana menjelaskan pandemi juga telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat termasuk generasi muda Hindu.
“Pandemi ini telah mengajarkan kita melakukan intropeksi diri artinya berdiam diri, mengurangi akvitas dan mobilitas di luar rumah. Itu sesungguhnya dikenalkan juga dalam dharma untuk kendalikan diri, diajarkan juga dalam ajaran yoga,” ucap Ari Dwipayana.
Ia mencontoh, biasanya acara Pujawali diisi dengan kegiatan pertemuan tatap muka, melakukan ngayah, kemudian ditindaklanjuti dengan persiapan ritual upacara tetapi di Banjar Bekasi ada kegiatan yang patut dicontoh yaitu melakukannya dengan ajang webinar berisi diskusi dan saling bertukar sekaligus melakukan mulak salira.
“Ini juga momen baik di hari Saraswati yang tentunya Saraswati semacam pengeling. Itulah hebatnya leluhur kita karena tiap enam bulan itu ada pengeling, pengingat untuk melakukan satu momen yang khusus. Biasa di Bali ada Tumpek Landep, juga Sanicara Maning, dan juga hari tertentu seperti Piodalan,” urainya.
Berkaitan dengan Saraswati tersebut, peraih Gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Gajah Mada ini menjelaskan pada dasarnya seluruh kerja berpangkal pada ilmu pengetahuan.
“Ilmu pengetahuan bukan hanya akan meniti tangga kehidupan agar lebih baik, lebih dari itu ilmu pengetahuan adalah suatu pensucian dan pembebasan. Karena semua menggunakan sarana ilmu pengetahuan untuk meraih kemajuan dan juga satu sisi sebagai penyucian,” terangnya.
Seperti upacara Banyu Pinaruh yang mengikuti prosesi Hari Saraswati yang diartikan banyu sebagai air, dan pinaru yang diartikan pengetahuan.
“Jadi kita bermandikan ilmu pengetahuan yang disimbolkan mandi juga secara spiritual dan mental bermandikan pengetahuan. Karena pengetahuan itu busana, baju kita untuk melindungi diri kita. Bisa juga dijadikan sebagai cara kita meraih kemajuan,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP), Gede Narayana mengatakan ada uraian yang sama dengan uaran yang disampaikan Ari Dwipayana terkait data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait jumlah penduduk di Indonesia saat ini yan g didominasi untuk generasi muda atau generasi milenial.
Pengelompokan manusia berdasarkan generasi kelahirannya, kalau dicermati hasil sensus penduduk dari BPS tahun 2020, maka komposisi penduduk Indonesia yang lahir tahun 1997 sampai 2000 atau generasi Z cukup besar yaitu 27,94 persen.
Lalu generasi Y atau kelompok milenial yang lahir tahun 1981 sampai 1994 sebesar 25,87 persen, kemudian generasi generasi X (lahir antara 1961-1980) sebesar 21,88 persen.
Lalu baby boomers (generasi yang lahir antara 1946-1960) justru sebesar 11,56 persen, dan generasi terkahir tahun 2000-an ke atas sebesar 10,88 persen. Dari sensus ini menarik menggambarkan bahwa proporsi anak muda terus bertambah.
“Data yang disampaikan Pak Ari mengenai data kependudukan dari BPS sama dengan yang saya urai juga. Artinya yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa generasi muda Hindu kelak haruslah menjadi generasi terdepan menuju Idonesia Maju. Kita harus bangga menjadi salah satu umat Hindu dan harus berbekal ilmu pengetahuan yang memadai,” tegas Narayana.
Dengan demikian, menurut mantan Komisioner KPU DKI Jakarta ini, umat Hindu pada generasi milenial harus mampu membekali dirinya dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni karena akan menjadi tumpuan dan harapan dari perkembangan Agama Hindu di masa mendatang.
Artikel ini telah tayang di balipuspanews.com dengan judul Koordinator Staf Khusus Presiden Nilai Perayaan Saraswati Bagian dari Cara Meraih Kemajuan
Penulis: Hardianto
Editor: Oka Suryawan
Page load link