Lima Lontar Milik Puri Kauhan Ubud,

Bahas Pedoman Kesehatan dan Wabah

 

Bali memiliki beberapa jenis lontar yang membahas mengenai wabah (sasab). Salah satunya adalah lontar usada atau naskah pengobatan yang ada di Puri Kauhan Ubud. Setelah diteliti dan dianalisa, terdapat jenis lontar yang mebahas mengenai pedoman kesehatan serta protocol wabah. Ada juga lontar penghalau wabah yang ditemukan oleh Filolog Naskah Lontar Bali dan Jawa Kuno, Sugi Lanus.

Dalam pertemuan virtual yang digelar Puri Kauhan Ubud, Minggu (14/6), Sugi Lanus membeberkan lima lontar yang menurutnya memiliki keterkaitan tentang wabah serta pedoman kesehatan dalam kajian lontar Bali. Lima lontar tersebut yakni Tutur Bhuana Alit, Panca Aksara, Dharma Usada, Kreta Basa dan Dasanama.

Tutur Bhuana Alit merupakan manuskrip lontar yang dibuat pada 13 Juni 1938 Masehi atau sekitar tahun 1850-1860 pada penanggalan Saka. Tidak ada nama penulis tercantum dalam lontar yang berjumlah 14 lembar ini. Lontar yang ditulis menggunakan bahasa Kawi dan Bali ini masih terlihat jelas karena fisik manuskrip masih dalam keadaan utuh. “Dalam lontar Tutur Bhuana Alit disebutkan, dalam tubuh manusia ada yang namanya air, ada gunungnya, maksudnya ini adalah tinggi rendahnya temperature. Sesungguhnya manusia tidak mudah terkena wabah. Inilah manusia-jati yang dipercayai oleh orang Bali. Ini yang dijeaskan dalam lontar Tutur Bhuana Alit. Manusia-jati itu, maksudnya orang yang memahami dirinya. Bagaimana ia mampu mengelola Sapta Kelola yang ada dalam tubuhnya,” jelasnya.

Manuskrip  lontar Panca Aksara memiliki nama lain Pancaksara Usadha dan Pancaka Sara. Manuskrip ini memiliki ukuran panjang 42 cm dan lebar 4 cm. Manuskrip berhasil diselamatkan dari kerusakan total akibat kerapuhan dan ancaman serangga. Namun, manuskrip 16 lempir yang ditulis dengan aksara Bali dengan bahasa Kawi dan Bali ini masih bisa dibaca dengan jelas. Ini ada hubungannya dengan Bhuana Alit (tubuh manusia). Dalam lontar ini dijelaskan mengenai Bhuana Agung. Panca Aksara ini adalah kosmologi dan hubungannya ke makrokosmos (alam) dan mikrokosmos (manusia). Aksara dalam Panca aksara ini adalah sound (suara). Suara yang dimaksud itu suara Tuhan dengan aksara Brahman. Dua lontar ini sangat menarik karena memaparkan sinkronisasi antara Bhuana Agung dan Bhuana Alit. Panca Aksara juga berhubungan dengan Dasa Aksara yang didalamnya berisi tentang bagaimana meningkatkan imun tubuh. Dasa Aksara merupakan sepuluh huruf utama dalam alam ini yang merupakan simbol dari penguasa alam jagat raya dan

(bx/dhi/man/JPR)

Source: Bali Express