Mengenal Gung Darma, Veteran yang Jadi Kurir Pahlawan dari Bali Gusti Ngurah Rai

Anak Agung Gede Darma (92) menjadi satu-satu veteran yang masih ada di Ubud, Gianyar. Tokoh yang akrab disapa Gung Darma itu lahir pada tahun 1929 di Desa Adat Padangtegal, Ubud.

Ketika berusia 16 tahun, sosoknya telah berjasa untuk ikut mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Sebagai perpanjangan tangan pahlawan Bali, I Gusti Ngurah Rai, ia bertugas menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui selebaran surat. “Saya yang bertugas mengirim surat-surat dari bapak Gusti Ngurah Rai,” tutur Gung Darma di Ubud, Rabu, (17/8/2022).

Selain bertugas menyampaikan informasi, ia ikut merancang rapat pertemuan, dan tergabung dalam Pasukan Ciung Wanara saat Perang Puputan Margarana yang dipimpin oleh Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai, selaku Kepala Divisi Sunda Kecil. Perang ini bertujuan untuk mengusir Belanda dari Tanah Air pasca Kemerdekaan pada 20 November 1946.
“Saya pejuang Indonesia, semua teman-teman sudah meninggal, saya ucapkan banyak terima kasih kepada kawan yang sudah pergi lebih dulu,” tuturnya.

Atas jasa-jasanya, Gung Dharma mendapatkan penghargaan dari Yayasan Puri Kauhan Ubud pada perayaan HUT RI ke-77. Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana mengatakan Ubud sebagai desa para pejuang.

Dari tanah Ubud lahir para pejuang yang mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan, untuk tetap tegaknya merah putih. “Mereka adalah pejuang sejati yang di dadanya hanya ada tulisan merdeka atau mati,” tuturnya.

Ia menyebutkan beberapa pahlawan kemerdekaan dari Ubud, yakni Alm. Cokorda Putra Sudarsana, Alm. Suweta, dan Alm. Kajeng. “Nama-nama yang telah abadi ini mengukir nama harum Ubud untuk dharma bhakti kepada Ibu Pertiwi. Kita semua berhutang budi pada beliau, karena Indonesia tidak akan pernah merdeka tanpa ada jasa pahlawan,” sebutnya.