Promosi Digital Penting Agar Milenial Peduli Cagar Budaya

Keterlibatan masyarakat merawat cagar budaya tidak bisa tiba-tiba muncul. Harus ada edukasi dan rasa memiliki dahulu. Dan caranya, harus menarik serta mengikuti perkembangan. Dan cara kekinian dalam proses edukasi menjadi sangat penting agar dapat diterima generasi milenial.

“Melihat hasil sensus penduduk terbaru (2020) generasi milenial mendominasi komposisi masyarakat Indonesia. Proses promosi digital dari yang offline menjadi online menjadi penting” tandas Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana di sela kunjungan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) di Kabupaten Klaten Jawa Tengah diterima Kepala BPCB Jateng Sukron Edi, Selasa (1o/3).

Selain berdiskusi di BPCB Javwa Tengah juga melakukan kunjungan ke Candi Plaosan, Candi Sojiwan, Candi Sewu, Candi Lumbung dan Candi Bubrah. Dalam perjalanan budaya, Ari Dwipayana didampingi Sukardi Rinakit mengunjungi cagar budaya yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa.

Selain cagar budaya peninggalan Hindu Bali, juga peninggalan prasejarah, peradaban kerajaan Islam bahkan peninggalan kolonial. Menurutnya, beberapa daerah juga mengembangkan kota pusaka yang concern pada heritage yang ada lingkup urban.

“Harus dipikirkan, ke depan BPCB dan instansi lainnya ini tidak hanya konservasi saja. Tetafi aspek lainnya, misalnya edukasi membangun nilai. Fungsi cagar budaya itu untuk membangun nilai. Situs itu jangan dilihat hanya fisiknya saja tapi nilainya, ini yang perlu ditekankan ke masyarakat” lanjut Ari.

Hal ini menurutnya mengingat terjadi perubahan paradigma terhadap peninggalan cagar budaya. Jika sebelumnya hanya menjaga-melindungi kini menjadi pengembangan-pemanfaatan. Dalam perubahan itu, BPCB tidak bisa bekerja sendirian, perlu sinergi dan partisipasi masyarakat.

Dikatakan, perlu sinergi dan partisipasi masyarakat. Tantangan untuk mendorong partipasi tersebut menurut Ari dapat dihadapi dengan melakukan edukasi dengan cara-cara yang kekinian. Sehingga mampu menarik partisipasi masyarakat yang semakin besar untuk menjaga cagar budaya. “Keterlibatan masyarakat merawat cagar budaya tídak bisa tiba-tiba muncul.

Harus ada edukasi dan rasa memiliki dahulu. Nah itu tergantung caranya harus menarik dan mengikuti perkembangan,” ujar Ari. Koordinator Staf Khusus Presiden Rl ini mengemukakan bahwa perhatian Presiden Jokowi terhadap pengembangan budaya Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, semua pihak harus berkoordinasi antara satu sama lain dan menghilangkan ego sectoral.

Sehingga antar pihak bukannya saling menghambat, melainkan saling bekerja sama. “Dari sisi peraturan, nanti akan saya sampaikan ke Pak Gubernur Ganjar agar mendorong daerah-daerah yang belum menerbitkan Perda terkait pengembangan cagar budaya.

Agar segera minimal meniru kabupaten-kabupaten yang sudah ada perda. Di Jawa Tengah baru ada 18 perda yang sudah ada. Merawat cagar budaya ini misi yang sangat luhur tutur Ari.

Artikel ini telah tayang di krjogja.com dengan judul Promosi Digital Penting Agar Milenial Peduli Cagar Budaya