Staf Khusus Presiden Dorong Anak Muda Jadi Petani

Staf Khusus Milenial Presiden RI, Billy Mambrasar mendorong anak-anak muda untuk terjun menjadi petani. Dengan begitu diharapkan ketahanan pangan dapat terwujud di Indonesia.

“Pertanian dalam bahasa inggrisnya, adalah agriculture. Itu artinya, pertanian merupakan bagian dari budaya, tidak terpisahkan. Jika, pertanian musnah, kebudayaan juga tidak ada lagi, ” kata Billy dalam pengukuhan komunitas dan pelatihan Petani Muda Keren di Desa Keliki, Gianyar, Minggu, 23 Oktober 2022.

Acara dihadiri pada mitra pelaksana program Ngraksa Toya, Nyiwi Pertiwi, Sastra Saraswati Sewana 2022, seperti Universitas Dwijendra, Kementerian Pertanian.

Juga Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, PT Pupuk Indonesia, PT Petrokimia Gresik, dan PT Bank Rakyat Indonesia Persero. Acara juga dihadiri Kadis Ketahanan Pangan dan Kelautan Perikanan Kab. Gianyar, Para Kepala Desa di aliran DAS Oos, dan perwakilan organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan.

Billy juga menyampaikan harapan, agar pengukuhan komunitas dan pelatihan petani muda yang digagas Yayasan Puri Kauhan Ubud bisa jadi contoh. Bukan hanya jadi contoh di Indonesia, tetapi juga dari seluruh dunia.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, yang juga koordinator Staf Khusus Presiden RI, AAGN Ari Dwipayana, menekankan pentingnya pengetahuan dan teknologi baru. Terutama dalam pengelolaan pertanian, mengingat semakin terbatasnya lahan pertanian akibat fragmentasi dan alih fungsi lahan di Bali.

Pengetahuan dan teknologi, dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan, yang menimbulkan turunnya produktivitas pertanian. Setelah pembukaan dilakukan pengukuhan Petani Muda Keren Desa Keliki, dilanjutkan penanaman padi dan holtikultura di areal pelatihan.

Pada sesi akhir acara digelar talkshow, yang membahas pertanian dari hulu ke-hilir, teknologi smart farming, dan pertanian organik. Juga pengelolaan pertanian modern dan agribisnis, benchmarking sinergitas pertanian dan pariwisata di Thailand dan Selandia Baru.

Mereka juga menampilkan contoh-contoh petani muda yang sukses mengembangkan pertanian di Indonesia Timur.

“Melalui program ini, kami mengajak berbagai pihak untuk mau bergerak bersama. Bersinergi sebagai sapulidi yang terikat kuat, sehingga mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dengan tuntas dan lebih baik”, kata Ari.