Tat Twam Asi di Masa Pandemi Covid-19

Koordinator Staf Khusus Presiden, AA.GN Ari Dwipayana, menjadi pembicara kunci Seminar Nasional FA KMHDI, dalam rangka Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) dengan tema ‘Spirit Tat Twam Asi Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19’, Sabtu 6 Februari 2021 melalui daring atau online.

Mengawali acara, Ari Dwipayana menekankan bagaimana pandemi atau gering agung Covid-19 ini, menimbulkan bencana kemanusiaan.
Perekonomian dunia terkontraksi sangat dalam, banyak usaha terhenti, PHK diberbagai sektor, bertambahnya pengangguran dan memperdalam angka kemiskinan.

Merespon dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19, Ari menegaskan bahwa sejak awal, Presiden Jokowi menerapkan 3 strategi yang dijalankan secara simultan.

Pria asli Ubud ini, menyebutkan dengan strategi Tri Sula, yaitu pengendalian penyebaran Covid-19 dan penanganan dampak kesehatan, program perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi.

“Penanganan kesehatan menjadi prioritas utama Presiden Jokowi. Tapi penanganan dampak kesehatan tidak berdiri sendiri, karena dikerjakan bersamaan dengan penerapan jaring perlindungan sosial, dan pemulihan ekonomi,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima Tribun Bali, Minggu 7 Februari 2021.

Ditegaskan, saat ini kondisi ekonomi menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mulai membaik.

Hal ini menjadi hal positif untuk bersama-sama menanggulangi pandemi Covid-19.

Selain itu, ia menegaskan bahwa partisipasi masyarakat, kunci keberhasilan dalam penanganan pandemi Covid-19, baik dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, penanganan kasus Covid-19 berbasis RT/RW, dalam menekan laju kasus positif dengan strategi pembatasan berbasis lokal/mikro.

Juga dalam meningkatkan solidaritas sosial, seperti munculnya aksi-aksi masyarakat, di Jateng dengan Jogo Tonggo, di Jogya dengan gerakan chantelan, yang membuat masyarakat lebih peduli untuk saling tolong menolong antar sesama.

Solidaritas juga bermunculan melalui banyak relawan kemanusian yang bekerja menerobos lintas agama dan suku.

“Sebagai wujud realisasi nilai-nilai Tat Twam Asi dalam menghadapi pandemi Covid, sikap melindungi diri penting dilakukan, karena dengan melindungi diri sendiri, kita berarti melindungi sesama,” tegasnya.

Dengan melakukan disiplin protokol kesehatan, setiap orang menjaga diri sendiri dan orang lain untuk sama-sama sehat dan terhindar dari tertular Covid-19.

Konsep mapitulung atau membantu sesama, bergerak aktif membantu sesama dengan ikut memberikan bantuan sosial bagian dari internalisasi konsep Tat Twam Asi dalam kehidupan umat Hindu sehari-hari.

Terakhir, tokoh Puri Ubud ini menegaskan, pentingnya membeli dan menggunakan produk dalam negeri atau produk lokal untuk mendorong bergeraknya permintaan (demand) dan menghidupkan supply.

Misalnya membeli produk pangan dari petani, sayur, buah-buahan dan lainnya.

“Lalu jika berlebih bisa dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang susah dan membutuhkan, sehingga kita bisa bersama-sama keluar dari pandemi Covid-19 ini,” imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Tat Twam Asi di Masa Pandemi Covid-19.
Penulis: AA Seri Kusniarti
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi