JELAJAHI KILAS SEJARAH KAMI

Lontar atau daun palm (dari bahasa Jawa: ron tal, “daun tal”) adalah daun Borrassus Flabelifer yang dikeringkan dan dipakai sebagai wadah naskah dan kerajinan di wilayah India dan Asia Tenggara sejak 5 abad sebelum Masehi. Puri Kauhan Ubud menyimpan lebih dari 50 manuskrip lontar yang menjadi saksi sejarah dari Puri Kauhan Ubud-Gianyar, Bali, dan Indonesia. Anda bisa melihat dan mempelajarinya untuk mengetahui kisah dan warisan yang sudah berusia berabad-abad

Kami undang Anda untuk menjelajahi kilas sejarah yang tercatat dalam koleksi Lontar Puri Kauhan Ubud. Kami mengelola lebih dari 50 manuskrip lontar yang memuat kilas sejarah dari keluarga Puri Kauhan Ubud, Kisah Sejarah Ubud, dan kisah kehidupan sehari-hari masyarakat Ubud dan Bali

Lontar 12 – Kaputusan Dalem Palinggih

Naskah ke-12 ini disimpan dalam kain putih bersama dengan sejumlah naskah lain di Puri Kauhan Ubud. Seperti naskah lainnya, Kaputusan Dalem Palinggih ditulis dalam bahasa Bali Kawi oleh Ida Anak Agung Gede Oka. Kaputusan

Lontar 16 – Tenung Sasambutan

Manuskrip Tenung Sesambutan yang dibungkus kain putih bersama naskah lain ini ditulis dalam bentuk teks Wariga dengan gaya bahasa Bali Kawi. Tidak diketahui siapa dan kapan manuskrip lontar ini ditulis. Walaupun begitu, keadaan fisik

Lontar 18 – Pupulan Kaputusan

Manuskrip Pupulan Kaputusan terdiri dari 5 bagian dan ditulis sepenuhnya dengan menggunakan bahasa Bali Kawi. Berisi mengenai teks-teks keputusan yang masih terlihat jelas aksaranya, tidak diketahui kapan dan siapa yang membuat manuskrip lontar yang

Lontar 25 – Sejarah Hindu Bali

Seperti judulnya, naskah ini merupakan manuskrip berbentuk babad atau sejarah yang isinya mengenai agama Hindu di Bali dan ditulis dalam bahasa Bali Kawi. Walaupun pengarang dan tanggal penulisan naskah tidak diketahui, namun naskah dengan